Airlangga Hartarto: Kerjasama Syarat Bagi Penanganan Covid-19 dan Pembangunan Arsitektur Kesehatan Global
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto menegaskan dibutuhkan kerjasama seluruh negara dalam menghadapi Covid 19 serta membangun arsitektur kesehatan dunia. Hal itu disampaikan saat memberi Opening Remarks dalam Diskusi Publik dengan tema “Arsitektur Kesehatan Dunia dan Membangun Kemandirian Kesehatan Indonesia”, Opening Ceremony Executive Education for Young Political Leader (YPL) Angkatan ke-6, Senin (14/3/2022) di Kantor DPP Partai Golkar.
“Dalam kaca mata internasional, Pandemi Covid-19 yang kita hadapi saat ini mengajarkan bahwa kerjasama global merupakan suatu keniscayaan,” ujar Airlangga.
Menurut Airlangga, sebagai Presidensi G20, Indonesia akan memimpin negara-negara menghadapi Covid 19. Ia menyesalkan terjadinya perang antara Rusia dengan Ukraina karena hal itu akan berdampak pada ekonomi dunia.
“Pentingnya kolabarasi dan kerjasama dunia dalam menghadapi pandemi ini. Bukan justru berperang antar negara yang berdampak pada tatanan geo-politik global dan ekonomi dunia. Perang Rusia-Ukraina sangat berdampak terhadap ekonomi dunia, terutama energi,” kata Airlangga.
Lebih lanjut, Menteri Koordinator Perekonomian itu mengatakan bahwa pembangunan arsitektur kesehatan mendapatkan momentum karena hal itu menjadi salah satu isu krusial yang akan dibahas pada forum G20.
“Dalam konteks inilah, Presiden Republik Indonesia mengusulkan suatu upaya untuk menata ulang arsitektur kesehatan global yang dapat menyiapkan dunia menghadapi pandemi dan ancaman-ancaman di masa datang secara lebih baik.”
“Presidensi G20 Indonesia akan menjadi momentum untuk memperkuat arsitektur kesehatan
global. Tujuannya adalah untuk membangun ketahanan dunia agar lebih siap menghadapi ancaman di bidang kesehatan.”
“Indonesia mengajak semua negara untuk memperkuat arsitektur kesehatan global guna membangun dunia yang lebih tangguh terhadap pandemi dan guncangan di masa depan. Kami akan meninjau dan mengevaluasi berbagai kemungkinan dan cara untuk memperkuat sistem kesehatan di tingkat nasional, regional, dan global. Negara-negara G20, khususnya Indonesia harus berada di garis terdepan dalam proses ini,” demikian jelas Airlangga.
Diskusi publik tersebut, Golkar Institute menghadirkan Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan RI), Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek (Menteri Kesehatan RI 2014-2019 dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), dan Melkiades Laka Lena (Wakil Ketua Komisi IX DPR RI yang membidangi urusan kesehatan).
Budi Gunadi dan Nila Moeloek menyampaikan pentingnya untuk mereformasi dan transformasi sistem kesehatan Indonesia. Kementerian Kesehatan RI telah mencanankan reformasi fundamental pada sistem kesehatan Indonesia meliputi enam pilar transformasi, yaitu: Transformasi layanan primer, Transformasi layanan rujukan, Transformasi sistem ketahanan kesehatan, Transformasi pembiayaan kesehatan, Transformasi SDM kesehatan, dan Transformasi teknologi kesehatan.
Melkiades Laka Lena, mendorong dilakukannya riset-riset kesehatan dan memperkuat pusat-pusat riset kesehatan, misalnya pusat riset kesehatan yang ada di perguruan tinggi.